Abstrak

ABSTRACT

Energy is really an important thing in the hospitality business specifically for five stars hotel in Bali, especially for the use of the electricity which its share of consumption and allocation of funds for the provision are the biggest one. It can be seen by the use of lights, elevator, refrigerator, laundry, heater, pumps, to the air conditioning systems which are some of the dominant equipment in the world of hospitality operations. The hospitality side already tried some efforts for saving the electricity by doing the operational scheduling of equipment, replacement lamps with energy efficient lighting and also installation of capacitor banks, but the operating costs of electric energy remains high. Therefore, based on that observation, the standard of the hotel electrical necessity is needed to be made which is expected to be used as a standard of energy use in the field of hospitality in particular categories of five stars hotel in Bali.

This paper performed an analysis of the calculation of five stars hotel’s electricity consumption in Bali per month in the period of January 2010 to December 2010 to obtain the five stars hotel IKE value in Bali.

Based on the intensity of Energy Consumption of four five stars hotels in Bali, the average use of the electrical energy of the five stars hotel in Bali is 251.68 kWh/m2.year. That use of electrical energy is under the standard of the electrical energy consumption intensity which is proposed by Green Building Council of Indonesia in the amount of 450 kWh/m2.year. Electrical Energy Consumption Intensity can be used as a reference for the use of electricity and a standard of energy requirements or as the reference in the construction of a five stars hotel in Bali which is compatible with management standard which has been used.

Keywords: load, electrical energy consumption, IKE.

ABSTRAK

Dalam bisnis perhotelan khususnya kategori bintang lima di Bali, energi sangatlah penting, terutama dalam penggunaan energi listrik, porsi pemakaian serta alokasi dana untuk penyediaannya adalah yang terbesar. Hal ini dapat dilihat bahwa peralatan seperti lampu-lampu, lift, lemari es, laundry, pemanas, pompa-pompa, sampai pada sistem pengkondisian udara adalah beberapa alat yang dominan dalam operasional di dunia perhotelan. Usaha-usaha penghematan energi listrik telah dilaksakan oleh pihak hotel seperti melakukan penjadwalan operasional peralatan, penggantian lampu-lampu dengan lampu hemat energi, pemasangan kapasitor bank, akan tetapi biaya operasional energi listrik tetap tinggi. Berdasarkan tinjauan tersebut maka perlu dibuatkan sebuah standar kebutuhan energi listrik hotel yang di harapkan dapat digunakan sebagai standar penggunaan energi listrik di bidang perhotelan khususnya kategori hotel bintang lima di Bali.

Dalam tugas akhir ini dilakukan suatu analisis yang meliputi, perhitungan konsumsi energi listrik hotel bintang lima di Bali per bulan pada periode januari 2010 sampai dengan desember 2010 untuk memperoleh nilai IKE hotel bintang lima di Bali.

Berdasarkan data Itensitas Konsumsi Energi dari empat hotel bintang lima di Bali maka dapat diperoleh rata-rata penggunaan konsumsi energi listrik hotel bintang lima yang ada di bali adalah sebesar 251,68 kWh/m².tahun. Besar konsumsi energi listrik tersebut berada di bawah standard Itensitas Konsumsi Energi listrik dari Green Building Council of Indonesia yaitu sebesar 450 kWh/m².tahun. Intensitas Konsumsi Energi Listrik yang telah di peroleh dapat di gunakan sebagai acuan penggunaan energi listrik dan sebagai standar kebutuhan energi atau acuan dalam pembangunan sebuah hotel bintang lima di Bali yang telah sesuai dengan standar manajemen yang telah di gunakan.

Kata kunci : beban, konsumsi energi listrik , IKE.